Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Komunikasi Dalam Organisasi

              Komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” atau ‘common” dalam Bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk mencapai kesamaan makna, “commonness”.  Atau dengan ungkapan yang lain, melalui komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan atau sikap kita dengan partisipan lainnya. Dengan pengertian diatas, mari kita lihat dari sudut pandang komunikasi di dalam suatu organisasi.
Komunikasi dalam organisasi adalah komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi (Effendy,1989: 214). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. Suatu organisasi tidak akan berjalan dengan baik bila komunikasi di dalamnya tidak berjalan dengan baik. Sebagai contoh, seorang pemimpin organisasi memerintahkan para anggotanya untuk menghadiri rapat, namun orang yang diamanatkan untuk mengumumkan hal itu lalai dengan tidak menyebarluaskan undangan rapat tersebut ke para anggota, akibatnya para anggota tidak hadir dalam rapat, hal ini bisa memperlambat kinerja dari organisasi tersebut. Selain itu, di era modern seperti sekarang ini, dengan berbagai kemudahan dan fasilitas yang ada, alur komunikasi dalam suatu organisasi bisa berjalan lebih baik dengan memanfaatkan perangkat komunikasi, seperti telepon, telepon genggam, PDA, komputer, notebook, komputer tablet, dsb. Sebagai contoh, bila dalam sebuah rapat organisasi, ada beberapa anggota yang tidak hadir, maka mereka tidak akan mengetahui apa hasil atau keputusan dari rapat tersebut, disinilah gunanya komunikasi, para anggota yang tidak hadir dalam rapat bisa dikirimi hasil rapat tersebut dalam bentuk file word yang telah dirangkum oleh notulen saat rapat berlangsung. Contoh lainnya, misal suatu organisasi besar yang memiliki kantor cabang di beberapa negara, akan melangsungkan sebuah rapat darurat yang harus dilaksanakan saat itu juga, sementara jarak tidak memungkinkan mereka untuk saling bertemu dalam waktu singkat, maka mereka bisa memanfaatkan teleconference dan memanfaatkan video call untuk saling bertatap muka dan mengadakan rapat dengan media tersebut. Namun dalam beberapa kasus, seorang pemimpin biasanya hanya terpaku pada komunikasi pada asistennya, dia tidak mau berkomunikasi langsung dengan bawahannya, hal ini bisa menimbulkan rasa egoisme pada pemimpin tersebut, dia hanya ingin kemauanya dituruti dan berpikir bahwa semua keputusannya adalah benar. Jika hal itu terjadi, timbul rasa benci dari para bawahannya sehingga mereka tidak lagi percaya dengan semua keputusan atasannya. Dalam hal ini, komunikasi dari atas ke bawah (pimpinan ke bawahan) dan dari bawah ke atas (bawahan ke pimpinan) harus seimbang, dimana mereka bisa saling memberi masukan dan saling mengoreksi bila terdapat kekurangan. Kesimpulannya, suatu organisasi yang baik harus mampu menjaga komunikasi di tubuh organisasi tersebut, agar tujuan yang ingin dicapai bisa terwujud dengan cepat, efektif dan efisien.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar