Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Goal Line Technology

Teknologi tidak hanya merambah dunia pendidikan, kesehatan maupun telekomunikasi saja. Dunia olahraga saat ini juga mulai menggunakan teknologi dalam suatu pertandingan-pertandingan level internasional. Baru-baru ini di Piala Dunia 2014 penerapan teknologi garis gawang atau Goal Line Technology (GLT) membuktikan kehandalannya dalam pertandingan antara Perancis VS Honduras. Bisa dilihat pada gambar di bawah ini, gol tersebut sekilas tidak akan terlihat oleh wasit, karena kiper dengan  cepat mengambil bola tersebut keluar dari gawang, posisi kiper pun membelakangi wasit sehingga wasit tidak bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi.




Namun dengan teknologi GLT, wasit bisa mengetahui gol tersebut dari notifikasi yag didapatkan di jam tangannya. 



Sebenarnya usulan mengenai penggunaan teknologi ini sudah didengungkan beberapa tahun sebelumnya, terutama saat gol Frank Lampard di Piala Dunia 2010 tidak disahkan oleh wasit. 



Namun,  FIFA bersikeras tidak mau menggunakan teknologi ini. Sebenarnya bagaimana cara kerja dari GLT tersebut?
Dikutip dari blog.ub.ac.id, GLT atau teknologi garis gawang ini merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menentukan bilamana bola telah sepenuhnya melewati garis gawang dengan bantuan berbagai perangkat elektronik dan pada saat yang sama membantu wasit dalam menyatakan sebuah gol telah terjadi atau tidak. GLT tidak ditujukan untuk menggantikan peran wasit dan para hakim garis, namun lebih membantu mereka dalam membuat keputusan di lapangan pertandingan. GLT harus memberikan sebuah indikasi yang jelas mengenai apakah bola telah sepenuhnya melewati garis gawang dan informasi ini nantinya berperan untuk membantu wasit dalam membuat keputusan akhir.

Cara Kerja Teknologi Garis Gawang Cairos & GoalRef

Goal-line technolgy ini menggunakan sistem RFID (Radio Frequency Identification). Kegunaan dari sistem RFID ini adalah untuk mengirimkan data dari perangkat portable dan kemudian dibaca oleh RFID reader dan kemudian diproses oleh komputer. Pada goal-line technology, RFID terdiri dari microchip yang dipasang di tengah bola dan antena yang terletak di sekeliling lapangan. Selain dipasang di tengah bola, microchipjuga dipasang pada kaki pemain. Dengan itu kita dapat mengetahui letak bola dan pemain selama pertandingan berlangsung. Pengiriman data dapat dilakukan dengan cepat karena menggunakan frekuensi yang tinggi, yaitu 2.4 GHz ISM band. Sistem ini dapat mengukur 100.000 pengukuran tiap detiknya.
Akurasi berkisar antara satu sampai dua cm, walaupun objek bergerak dengan kecepatan 140 km per jam. Terdapat 6 hingga 10 antena di sekeliling lapangan untuk menentukan posisi secara 3 dimensi. Di sekitar garis gawang dan area penalti terdapat kabel tipis yang dialiri oleh arus listrik, yang kemudian menghasilkan medan magnetik. Ketika bola melewati garis batas gawang, microchip pada bola akan mendapat sinyal dan mengirim pesan ke antena receiver. Terdapat sepasang receiver terletak di belakang gawang, yang berfungsi untuk melanjutkan pesan ke komputer pusat. Pesan yang dikirim oleh microchip juga mengalami enkripsi. Hal ini untuk mencegah pihak luar melakukan modifikasi pada pesan/data yang dikirim. Setelah itu giliran komputer pusat yang mengirimkan pesan ke penangkap sinyal yang berada pada jam tangan wasit.

Disini terlihat bagaimana penerapan teknologi jika digunakan dengan baik akan menghasilkan sesuatu yang baik juga. FIFA yang awalnya tidak berani menggunakan teknologi tersebut pada akhirnya merasakan manfaat dari penerapan teknologi ini. Semoga kedepannya teknologi-teknologi yang ada maupun yang baru akan diciptakan bisa memberikan banyak manfaat bagi kehidupan umat manusia di dunia.

Referensi : http://blog.ub.ac.id/aricahyo/tag/goalref/ 


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar