Kompas edisi Rabu, 9 Oktober 2013
Judul : Partai Berbasis Islam Butuh Capres Kuat
Penulis : Ilham Khoiri
Perjalanan
parpol berbasis Islam dalam sejarah Politik di Indonesia cukup baik seiring
dengan perolehan total suara parpol berbasis Islam pada Pemilu yang cukup
tinggi. Diawali pada tahun 1955, total suara parpol Islam mencapai 43,7 persen
suara, bahkan partai Masyumi berada di urutan kedua dibawah PNI dengan 20,92
persen suara. Pada Pemilu 1999, sembilan partai berbasis massa Islam lolos ke
parlemen dengan total perolehan 35,45 persen suara, perolehan ini meningkat di
tahun 2004 menjadi 37,56 persen ketika ada enam partai Islam lolos di parlemen.
Di Pemilu 2009 hanya empat parpol berbasis massa Islam di parlemen dengan total
perolehan suara 24,15 persen. Bahkan pada 1999 parpol berbasis massa Islam
berhasil membangun koalisi dan sukses mendudukkan KH Abdurahman Wahid sebagai
Presiden, padahal Pemilu dimenangi PDI-P. Di Pemilu 2014 gagasan koalisi parpol
berbasis massa Islam kembali mencuat dengan Suryadharma Ali (PPP) sebagai
capresnya, namun gagasan itu tidak begitu saja diamini, karena peta Pilpres
2014 tidak ditentukan faktor ideologis melainkan elektabilitas. Dalam konteks
ini koalisi agamis-nasionalis lebih penting ketimbang poros parpol Islam yang
secara elektoral kurang prospektif. Parpol berbasis massa Islam harus dapat
menyamakan persepsi dengan isu-isu krusial bangsa Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar